BOLMONG- Suasana ruang praktik Jurusan Geologi Pertambangan di SMKN 1 Lolayan pada Kamis (16/10) tampak berbeda dari biasanya. Di depan kelas berdiri tiga praktisi tambang dari PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM), Gery Mokoginta, Patrick Kalangi, dan Tegar Mamonto, yang hari itu bukan datang sebagai tamu, melainkan sebagai “guru” bagi para siswa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program “JRBM Menginspirasi”, yang menaungi inisiatif “JRBM Mengajar”, kolaborasi antara perusahaan tambang dengan sekolah vokasi di wilayah lingkar tambang. Program ini resmi diluncurkan JRBM, diwakili oleh Manager CSR PT JRBM, Muh. Rudi Rumengan, dan akan berjalan selama satu tahun ke depan.
“Kami ingin memberi kesempatan bagi siswa-siswa di sekitar wilayah operasi untuk belajar langsung dari praktisi. Dunia tambang tidak hanya soal teori, tapi juga keterampilan, kedisiplinan, dan tanggung jawab tinggi di lapangan,” ujar Rudi Rumengan dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, program ini lahir dari kebutuhan nyata: kekurangan guru di jurusan Geologi dan Pertambangan di SMKN 1 Lolayan. Karena itu, JRBM menghadirkan para ahli lapangan untuk menjadi guru tamu, yang tak hanya mengajar, tetapi juga menanamkan inspirasi dan semangat belajar.
Bagi para siswa, kehadiran praktisi dari JRBM menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Gery Mokoginta, salah satu pemateri, memperkenalkan dasar-dasar ilmu geologi. Dengan gaya bercerita yang ringan dan penuh pengalaman lapangan, ia membuat para siswa larut dalam penjelasan tentang bebatuan, struktur bumi, hingga bagaimana seorang geolog bekerja memetakan potensi tambang.
“Kami melihat antusiasme luar biasa dari para siswa. Mereka begitu semangat bertanya dan ingin tahu lebih dalam tentang dunia tambang,” ujar Gery. “Ini pengalaman berharga juga bagi kami, karena bisa langsung memberi manfaat bagi generasi muda di sekitar perusahaan.”
Olivia Tantu, siswi kelas 3 asal Tanoyan Utara, mengaku sangat menikmati sesi pembelajaran tersebut. “Program JRBM Menginspirasi ini sangat membantu dan mengasyikkan. Materinya menarik dan berguna, apalagi bagi kami yang ingin melanjutkan kuliah di bidang pertambangan nanti,” ujarnya dengan semangat.
Sementara itu, Muh. Ridwan Detu, rekan sekelas Olivia, menuturkan alasan pribadi mengapa dirinya memilih jurusan Geologi Pertambangan. “Lingkungan tempat tinggal saya banyak yang bekerja sebagai penambang, dan perusahaan JRBM juga ada di sekitar kami. Dengan program ini, saya jadi tahu bagaimana proses penambangan yang benar, aman, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, bagi para guru, kehadiran praktisi JRBM juga menjadi “napas segar” dalam proses pembelajaran. Yustina Damogalad, ST, satu-satunya guru Geologi Pertambangan di SMKN 1 Lolayan, mengaku sangat terbantu.
“Kami memiliki sekitar 58 siswa di jurusan ini, sementara saya sendiri yang mengajar. Dengan adanya program JRBM Mengajar, proses belajar jadi jauh lebih efektif. Saya juga ikut belajar dari para praktisi yang datang,” jelas Yustina.
Ia berharap kolaborasi ini dapat berkesinambungan agar para siswa semakin siap menghadapi dunia kerja setelah lulus.

Kepala sekolah, Abdul Rivai Manggo, S.Pd, menambahkan bahwa program ini menjadi langkah penting bagi penguatan pendidikan vokasi di daerah. “Kehadiran praktisi di ruang kelas menjembatani teori dengan praktik. Ini bukan sekadar program, tapi momentum transformasi pendidikan di SMKN 1 Lolayan,” ujarnya penuh apresiasi.
Bagi JRBM, kegiatan ini bukan hanya bentuk kepedulian sosial, tapi juga komitmen jangka panjang untuk membangun kualitas sumber daya manusia lokal.
Andreas Saragih, General Manager Eksternal Relation & Security PT JRBM, menegaskan pentingnya sinergi antara industri dan dunia pendidikan.
“Kami percaya, masa depan industri pertambangan yang berkelanjutan dimulai dari pendidikan. Melalui program ini, kami ingin membangun jembatan antara dunia kerja dan dunia belajar, agar generasi muda bisa tumbuh dengan pengetahuan yang relevan, sikap disiplin, dan rasa tanggung jawab,” ujar Andreas.
Ia menambahkan, JRBM akan terus membuka peluang kolaborasi serupa di masa mendatang, baik melalui pelatihan, magang industri, maupun dukungan kurikulum terapan. “Kami ingin menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju masa depan. Karena ketika pendidikan di daerah berkembang, masyarakat sekitar tambang pun ikut maju,” tutupnya.

Di akhir kegiatan, para siswa masih berkumpul di sekitar para pemateri, bertanya dan berbagi cerita. Di wajah mereka, tampak semangat baru, semangat untuk belajar, menggali ilmu, dan menatap masa depan.******











