HALO SULAWESI,BOLTIM – Di keseharian, kita seringkali memakai ”ilmu semoga” dan ”ilmu takdir”. Hal itu diucapkan ketika akan bepergian, ”Semoga selamat di perjalanan”, atau ”Semoga kampung kita aman”, harapan kita di setiap saat.
Namun kalau sudah ada insiden atau kecelakaan, biasanya kita menentramkan diri sendiri dengan mengucap bahwa itu sudah suratan takdir. Dua ”ilmu” yang seringkali kita warisi dari pendahulu kita tersebut bukannya tidak baik, namun belum menjawab pertanyaan besar bagaimana mencegah insiden atau kecelakaan.
Dalam ilmu keselamatan, manusia menjadi faktor utama penyebab kecelakaan. Data menunjukkan bahwa mayoritas penyebab kecelakaan adalah manusia (human eror). Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah upaya mengontrol tindakan agar selamat. ”Memiliki peralatan yang baik dan aman adalah keharusan, tapi yang paling penting adalah membangun budaya aman (safety culture). Inilah faktor utama agar terhindar dari kecelakaan kerja,” kata Kepala Teknik Tambang PT Arafura Surya Alam (ASA) Yusransyah.
Berbekal imu keselamatan yang diterapkan di perusahaan, pada 17 Februari 2024 lalu , Yusransayah bersama 70 an karyawan ASA dan puluhan masyarakat termasuk komunitas pemuda berbagi pengalaman mencegah dan menanggulangi kebakaran yang beberapa waktu lalu sempat terjadi di Kotabunan.
Banyak yang baru tahu, bahwa selain alat pemadam api ringan (APAR), alat rumah tangga seperti selimut atau karung goni yang dibasahi bisa dipakai juga untuk memadamkan api. Bu Pince yang bertempat tinggal di sekitar pantai memberanikan diri mempraktekkan cara memadamkan api.
Awalnya ia terlihat ragu melihat api yang terlihat membesar. Dengan dipandu Juan dari tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ASA, Bu Pince lalu lebih percaya diri mendekati sumber api dibekali dengan goni yang basah, dan hup! Api mati setelah goni basah ditangkupkan di atasnya.
Lalu berturut-turut warga lain termasuk Kepala Desa ikut mencoba, dan warga bertepuk riuh saat para ”relawan” tersebut berhasil memadamkan api dan mendapatkan hadiah kecil kenang-kenangan dari Perusahaan.
”Kami sangat mengapresiasi kegiatan ASA ini. Selain mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan bencana secara dini, juga membangun kebersamaan yang semakin erat dengan warga,” ungkap Camat
Kotabunan Idrus Paputungan.
Meskipun acara telah ditutup siang itu, pengalaman ini berkesan bagi Bu Pince dan warga yang lain.
Yusransayah juga terlihat gembira, prestasi ASA mencapai 2 juta jam kerja tanpa kehilangan jam kerja karyawannya karena insiden atau kecelakaan (Lost Time Injury) dapat memberi manfaat kepada masyarakat.(edm77)